KERINCI- Keresahan warga terhadap aktivitas penambangan alam yang beroperasi dibeberapa titik di Kerinci sebenarnya sudah menahun lamanya.
Penambangan dengan cara mengeruk isi bumi ini, terus saja dilakukan oleh oknum-oknum tertentu demi memenuhi hasratnya untuk mendapatkan keuntungan bisnis berlebih.
Meski akibat penambangan tersebut telah membuat ekosistim alam tercemar. Aliran sungai yang sebelumnya bersih, kini menjadi menguning akibat aktivitas penambangan tersebut.
Mayoritas penambangan alam ini beroperasi di Kecamatan Gunung Kerinci, setiap hari alat berat beroperasi mengeruk material galian C dari perut bumi dan pegunungan tersebut.
Kritikan dan kekesalan warga Kerinci terhadap para pelaku penambang ini, sudah berkali-kali mereka suarakan. Namun para penambang tersebut tetap saja beroperasi.
Sebagai salah satu contoh, aktivitas penambangan yang berlokasi di Kecamatan Gunung Kerinci, Kab. Kerinci, Provinsi Jambi ini.
Akibat aktivitas galian C yang tak terkontrol tersebut berdampak pada mengeruhnya aliran Air Sungai Batang Merao.
Air Sungai yang sebelumnya bisa dimanfaatkan warga yang tinggal disepanjang aliran Sungai Batang Merao, dalam memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, kini tak bisa digunakan lagi.
“Air Sungai Batang Merao sudah lama tidak dapat lagi dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk menenuhi kebutuhan sehari-hari.” Ujar Candra, warga Kerinci.
Kondisi yang sudah lama terjadi ini kian memprihatinkan. “Kondisi ini sangat merugikan masyarakat Kabupaten Kerinci, mulai dari Sulak Deras sampai ke Sungaipenuh hingga Danau Kerinci.” Ungkap Haidil Bahri.
Warga berharap kepada Pemerintah Kabupaten Kerinci untuk mencari solusi dan segera menertibkan galian C di Kerinci.
“Kita berharap Pemkab Kerinci segera mencari solusi dan menertibkan galian C ini. Jika terlambat, maka sungai akan semakin parah tercemar.” Kata Kumaini. Rabu (10/03).
(rhr)
Discussion about this post